Refleksi Tahun 2023: KI DKI Jakarta Gelar FGD Catatan Akhir Tahun dan Proyeksi 2024

JAKARTA-Komisi Informasi menggelar Focus Group Discussion (FGD) Catatan Akhir Tahun dan Proyeksi 2024, guna mendapatkan evaluasi dan catatan atas pelaksanaan keterbukaan informasi publik di Jakarta,pada Kamis (7/12).

Hal itu disampaikan Wakil Ketua KI DKI Jakarta Luqman Hakim Arifin pada kesempatannnya saat memberikan sambutan yang bertempat di Gedung Graha Mental Spiritual Jl. Awaludin II no.1 Jakarta Pusat.

“Tentu dari pembicara yang dihadirkan, kita mendapat insight berupa koreksi, evaluasi dan catatan atas keterbukaan informasi publik di Jakarta, khususnya peran Komisi Informas,” Ujar Luqman Hakim Arifin Wakil Ketua KI DKI Jakarta.

Ia menuturkan catatan keterbukaan tersebut secara value menjadi trigger peningkatan yang harus dilakukan. Terutama tata kelola untuk kampanye keterbukaan informasi publik di tahun 2024.

Luqman juga menyoroti monev badan publik sebagai tugas rutin Komisi Informasi, dimana terdapat peningkatan partisipasi badan publik dalam mengikuti E Monev.

Senada dengan narasumber Ibrahim Fahmy Badoh selaku peneliti sistem integrasi mengungkap keterbukaan informasi bisa menjadi alat perubahan sosial.

“Bicara Jakarta memiliki daerah khusus dengan kompleksitas. Kebijakan DKI Jakarta terkait kebutuhan informasi implementasinya dapat mendorong pembenahan sistem integritas,” ucapnya.

Fahmy juga mengungkap di satu sisi,masalah keterbukaan informasi adalah soal motivasi yang rendah dan sikap skeptic akan perubahan.

Menurutnya, Badan publik tidak merasa penting dalam proses penilaian publik.
“Kunci dari perubahan sosial adalah kesetaraan informasi,” ungkap Fahmi.

Sementara pembicara kedua Iskandar Zulkarnain (Head of Community Samsung Electronics),mengungkap bicara komisi informasi bagaimana tantangan mengkomunikasikan informasi publik. Seiring teknologi informasi mengubah bisnis jauh lebih cepat dan sangat masif.

Menurut Iskandar, Semakin canggih informasi, seharusnya makin mudah kerja KIP. Sehingga perlu knowledge yang cukup bagi insan KIP untuk melihat perubahan dan meng ‘adjust’ skiil agar tune in saat ini dan apa yang akan terjadi kedepan. “Buat fitur secara terus menerus sampai publik jadi familiar,” ujar Iskandar dalam paparannya.

Menurutnya ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan imformasi publik yaitu Communicate, Educate dan ketiga iterate (pengulangan), untuk terus menerus disampaikan terutama kemasan di media melalui literasi.

FGD berlangsung dua sesi bagi jajaran tenaga ahli dan turut hadir komisioner Aang Muhdi Gozali dan Komisioner Agus Wijayanto Nugroho.

Di sesi kedua tentang peningkatan spiritualitas melalui kecerdasan hati oleh Ubaydillah Anwar.

Harapannya, melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan performa serta profesionalitas kinerja bagi Komisi Informasi DKI Jakarta.

“Kebutuhan Komisi Informasi untuk suasana baru, “spirit hati’ menyongsong 2024 sehingga lingkungan beraktivitas, beraktualisasi bernilai manfaat bagi DKI Jakarta,” tandas Agus Wijayanto Nugroho, Komisioner KI DKI Jakarta.

Similar Posts